Semangat Go Green Ikut Kerek Penjualan Sandal Bambu
Semangat go green yang sedang melanda masyarakat terus membuka
peluang-peluang bisnis baru. Salah satunya adalah usaha pembuatan sandal
berbahan bambu. Dua tahun belakangan, penjualan sandal berbahan baku
bambu ini terus meningkat antara 25% hingga 30%.TREN go green secara tak
langsung mendukung usaha pembuatan sandal berbahan bambu. Ifado Alif
Yusli, produsen sandal bambu, menuai kenaikan penjualan hingga 30% pada
tahun ini. Soalnya, banyak orang mulai mengurangi penggunaan 1 Mh. 111
baku plastik.
Ifado mulai menawarkan sandal bambu sejak dua tahun lalu sebagai
pengembangan usaha pembuatan keset miliknya Pemilik juragankeset.com ini
memilih bambu sebagai bahan baku utama sandal buatannya lantaran
harganya yang murah”. Selain itu, bambu juga tak disukai rayap.
Sandal bikinan Ifado terbuat dari bambu yang terlebih dulu dibentuk
menyerupai Udi. Ia menyediakan berbagai pilihan motif dengan ukuran
mulai 36 hingga 41. “Berbeda dengan yang lain, sebagai grosir, saya
membebaskan pembeli untuk memilih ukuran dan motif yang paling laku
tanpa kewajiban membeli ukuran yang lain” ujar Ifado.
Untuk penjualan grosir, Ifado memasang harga Rp 18.000 per pasang
dengan pembelian minimal satu lusin. Biasanya, ketika sampai di tangan
pedagang, banderol harga sandal bambumya berkisar
Rp 22.000-Rp 25.000.
Menurut Ifado, sandalnya banyak disukai kaum hawa, terutama yang suka
dengan desain etnik dan unik. Agar pembeli tak bosan, ia pun aktif
menciptakan motif baru. Pembeli pun bisa membuat motif sendiri. Namun,
minimal pemesanan harus sebanyak 50 lusin.
Setiap bulan. Ifado mampu mengumpulkan omzet sekitar Rp 10 juta dari
penjualan sandal bambu. Selain tren go green, peningkatan pendapatan
juga didukung oleh penyebaran agen hingga seluruh Indonesia.Tak hanya
Ifado, permintaan sandal bambu buatan Aditama Surya, pemilik Adith
Collection di Bandung, juga terus naik. “Dua tahun terakhir,
permintaannya naik hingga 25%,” ungkap dia.
Menurut pria 37 tahun itu, keunggulan sandal anyaman bambu adalah
motifnya yang beragam. Tak heran, banyak orang tertarik membeli
danmemakai sandal yang dipasarkan melalui dunia maya ini.Aditama bilang,
kebanyakan konsumennya adalah orang-orang yang peduli terhadap alam.
“Mereka mengerti pentingnya bahan bambu sebagai pengganti plastik karena
lebih ramah lingkungan,” ujarnya.
Semangat untuk kembali ke alam ini pula yang ditonjolkan Aditama pada
promosi maupun pameran-pameran yang sering ia ikuti. “Produk yang
terbuat dari bambu tidak seperti bahan plastik yang tidak bisa di daur
ulang,” katanya
Aditama yang sudah empat tahun menggeluti usaha sandal berbahan bambu
mengaku bisa menjual hingga 1.000 pasang ke wilayah Jabodetabek, Jawa
Barat dan Jawa Tengah. Dengan harga jual mulai Rp 7.000 sampai Rp 15.000
sepasang, omzet yang masuk ke kantongnya Rp 10 juta per bulan.