Anda ingin membuka bisnis yang cukup menjanjikan ini? Dengan
bermodalkan Rp 10 – 50 juta dan lahan minimal 4×4 meter, anda sudah
dapat memulainya. Bisnis binatu merupakan bisnis yang tak akan mati,
karena setiap hari manusia memakai pakaian dan membutuhkan untuk dicuci.
Sebuah aktivitas yang kecil namun membawa pengaruh besar.
Sebagai gambaran akan peluang bisnis ini,
Jakarta memiliki populasi penduduk kurang lebih 8 juta orang dengan
rata-rata 2 juta kepala keluarga, saat ini diprediksi baru tergarap
cucian sekitar 5.000 kepala keluarga.
Bila masing-masing keluarga itu rata-rata punya empat orang anggota
keluarga dengan cucian 1,5 kilogram per hari, maka dalam satu hari 7,5
ton pakaian warga Jakarta yang dicuci menggunakan jasa laundry kiloan,
nilai nominalnya setara dengan Rp3 miliar per bulan.
Itu baru dari segmen keluarga. Belum untuk segmen hotel dan restoran.
Biasanya, hotel meski mempunyai jasa binatu sendiri, namun kebanyakan
justru menggunakan jasa binatu luar untuk seprei, sarung bantal, atau
taplak meja.
Untuk 2,3 juta kamar di Jakarta dan rata-rata 40% urusan cuci ini
diboyong untuk dicucikan di luar hotel, maka jasa binatu bisa memperoleh
Rp4,6 miliar per hari dari cucian hotel itu. Secara umum, hal ini juga
berlaku di kota-kota lain.
Peluang bisnis
Banyak orang di kota besar yang tidak bisa membagi waktunya untuk
mencuci pakaiannya sendiri, rasanya sangat sedikit. Karena mereka
umumnya sejak pagi sudah bergelut dengan pekerjaanya ataupun kuliah,
pulang sudah larut malam, dan hanya ada satu dibenak pikiran yaitu
istirahat.
Masyarakat merasa sangat terbantu oleh jasa binatu tersebut. Tinggal
taruh barang, dua atau tiga hari kemudian bisa diambil dalam keadaan
sudah disetrika rapi. Lebih praktis, tidak repot dan murah. Pakaian pun
siap pakai.
Binatu juga sangat membantu warga yang bersiap ditinggal mudik
pembantu. Banyak warga mulai mencari-cari binatu yang tetap buka saat
lebaran. Selain itu, binatu juga banyak menerima cucian bagi anak kos
khususnya para mahasiswa, karena dirasa harga dari laundry kiloan murah
dan sangat terjangkau untuk kantong mahasiswa.
Bunga Laundry
Bunga Laundry adalah salah satu dari sekian usaha laundry yang mampu
memanfaatkan peluang tersebut. Itulah yang dirasakan terhadap Ibu
Karmini, nenek dari seoarang gadis cilik yang namanya dijadikan sebagai
label usaha laundrynya.
18 Februari 2004 menjadi awal usaha Bunga laundry setelah ayah Bunga
di PHK hanya karena nambah ijin 1hari untuk menunggu kelahiran Bunga.
Mulai saat itulah Ibu Karmini mengajak ibu Bunga, mbak Nanik, membuka
Bunga Laundry.
Hampir 5 tahun usaha ini berdiri, namun dikarenakan hasil cucian yang
begitu bersih, setrika yang sangat rapi dan harum, itulah keunggulan
yang ditawarkan Bunga laundry kepada pelanggannya.
Menggunakan Metode Pencucian Yang Berbeda
Bunga laundry memang mendapat simpati tersendiri oleh pelanggannya
diantara banyaknya laundry laundry terutama laundry disekitar usaha
Bunga laundry.
Karena selain menggunakan mesin cuci, setiap kali putaran mesin mbak
Nanik selalu mengecek tiap pakaian jika masih ada yang kurang bersih
terutama dibagian lipatan dan kemudian menguceknya sendiri.
Hasil cucian memang tidak seluruhnya dipercayakan kepada kerja mesin
cuci, sebagaimana hal tersebut banyak dilakukan oleh usaha laundry yang
lain. Bahkan untuk baju yang tipis 100% kerja tangan manusia.
Tapi karena hal inilah kebersihan hasil cucian dari laundry sangatlah
patut diacungi jempol. Mbak Nanik juga selalu memisahkan pakaian yang
putih, hitam, berwarna, dan tentunya yang luntur sendiri-sendiri.
Setiap kali menerima cucian dari pelanggan, untuk per potong pakaian
dari per pelanggan Bunga laundry langsung memberi tanda sehingga pakaian
antar pelanggan yang satu dengan yang lainnya tidak saling tertukar.
Ini satu bentuk bahwa Bunga laundry sangat bertanggung jawab dan
tidak ceroboh. Dan kasus tersebut sangat sering terjadi pada banyak
laundry lain khususnya laundry kiloan. Memang ada semacam pergantian
atas barang yang tertukar tersebut (baca: hilang).
Namun banyak dari pemakai jasa laundry tidak puas akan hal tersebut.
Mereka cuma menginginkan barang yang mereka laundykan bisa bersih, rapi
dan kembali utuh.Sistem Bijian
Berbeda dengan kebanyakan laundry kiloan, Bunga laundry memakai
sistem bijian, disesuaikan dari besarnya sebuah potong pakaian. Harga
berkisar antara 300 rupiah untuk sebuah saputangan sampai 3000 rupiah
untuk sebuah sprei double.
Pemakai jasa Bunga laundry kebanyakan memang mahasiswa, yang awalnya
mereka kenal hanya dari cerita teman, saudara dan lainnya. Dalam 1 bulan
mbak Nanik menghabiskan 6bungkus detergen.
Dan ditambah keperluan lain seperti pembelian pelembut dan pewangi
pakaian, plastik pembungkus, nota, dll menghabiskan 600ribu rupiah.
“Tapi itu masih ada sisanya mbak, jadi nggak habis dalam 1 bulan,”ungkap
mbak Nanik.
Karena masih dikerjakan sendiri biaya opersional yang keluar hanyalah
untuk listrik saja, kurang lebih 150 ribu untuk 1 bulannya. Perkiraan
keuntungan yang diperoleh bunga laundry berkisar 1 juta – 1,5 juta,
dalam keadaan tidak banyak pelanggan.
Simulasi Keuntungan Usaha Laundry
Pemasukan
Jasa pencucian : Rp. 250.000,00 x 30 hari = Rp. 7.500.000,00
Pengeluaran
Gaji Pegawai : Rp. 2.500.000,00
Listrik, air telepon : Rp. 2.000.000,00
Sabun, pewangi, pelembut : Rp. 1.000.000,00+
Total : Rp. 5.500.000,00-
Laba Bersih : Rp. 2.000.000,00