Nyontek bisnis yang saya maksudkan jelas beda dengan nyontek ujian di sekolahan atau perguruan tinggi. Nyontek bisnis tidak untuk merebut nilai, namun bisa disebabkan banyak calon pebisnis pemula yang tidak tahu apa yang harus dibisniskan dan bagaimana kiat untuk sukses bisnis. Apalagi bagi yang hanya memiliki modal kecil. Tak pelak bisnis yang dicontek adalah usaha kecil-kecilan, seperti yang dilakukan pengusaha sukses Bob Sadino, Purdi E Chandra, Ambaldy Djuardi, dan Mooryati Sudibyo dimana mereka memulai dari bisnis kecil-kecilan seperti sembako, minuman, makanan dan jasa lainnya. Usaha mereka kemudian dicontek banyak orang. Dimana penirunya ada yang berhasil, kendati tidak seberhasil si empunya ide.
Sam Moore Walton, raja bisnis retail yang sukses mengembangkan took ‘serba ada’nya, Wal-Mart, di Amerika Serikat mengatakan, “Jangan heran ya, hamper semua yang saya lakukan ini meniru dari orang lain”. Untuk menyontek bisnis modal utama adalah seringlah membaca profil orang sukses dari situ Anda akan mempunyai idola yang bisa Anda contek kiat sukses idola Anda tersebut. “Saya kira dalam dunia usaha, nyontek jenis bisnis orang lain itu sah-sah saja,” kata Purdi E. Chandra, “Apalagi bagi kita yang baru belajar usaha”, tambahnya. Purdi E. Chandra sendiri ketika pertama kali buka usaha nyontek bisnisnya Siky Mulyono yang bergengsi yang sukses dalam bimbingan belajarnya di Jakarta. Ketika itu, para calon mahasiswa banyak yang diterima PTN, karena mereka ikut bimbingan Siky Mulyono yang bergengsi. Namun pesan saya pilihlah contekan bisnis atau jenis usaha yang anda mampu. Salah satunya, usahakan bakat, hobi atau ketrampilan Anda berkembang menjadi bisnis yang Anda contek. Sebab usaha apapun kalau ditekuni dapat menjadikan Anda sukses.
Bisnis Bisa Dipelajari
Ilmu bisnis bisa dipelajari secara langsung ketika kita mempraktekkan usaha dengan berani gagal, lalu berani bangkit lagi. Memang, untuk mecapai kesuksesan bisnisnya para entrepreneur dimanapun punya kiat-kiat sukses yang nyaris sama. Ketika diadakan survey terhadap 575 entrepreneur sukses di Amerika Serikat (AS), diantaranya adalah Jack Welch (General Electric), Bill Gates (Microsoft), Lou Gerstner (IBM), Fred Smith (Fedex), Michael Eisner (Walt Disney) dan lain-lain, terdapat inti kiat-kiat yang mirip satu sama lain. Ciri tersebut juga nyaris sama dengan yang dilakukan para entrepreneur dari Indonesia. Bedanya hanya terletak sikap ‘amanah’ orang timur. Kiat-kiat atau cirri-ciri yang mirip itu, adalah :
· Mampu Maju Terus, mampu melihat maju-mundurnya masa depan bisnis sendiri dengan selalu memperbaiki kesalahan diri secara berkesinambungan seraya maju terus.
· Mampu Hadapi Tantangan
· Cerdas dan Disiplin, mampu menjalankan bisnis dengan cerdas dan penuh disiplin, seraya mempersiapkan suatu perencanaan bisnis yang jelas dan secara periodik melakukan perbaikan.
· Komunikasi yang Baik
· Mencintai Bisnis yang Sedang Ditekuni
· Positif dan Fleksibel
· Memiliki Stamina dan Sehat Wal’afiat
· Memiliki kepedulian terhadap orang lain
· Kualitas Bisnis
· Rendah Hati (Zuhud), karena pebisnis percaya bahwa kesombongan adalah awal dari kegagalan/kehancuran
Sebagai entrepreneur, belajar bisa dilakukan sendiri (otodidak), seperti pengalaman pribadi, pengalaman orang lain dan buku atau bacaan yang dapat menunjang kemampuannya. Begitupun, belajar bisa dilakukan dengan menyimak acara-acara yang terkait dengan dunia entrepreneur di televise, mengikuti seminar, bertanya, diskusi dan lain-lain.
Antisipasi Kegagalan dengan 10 MKalau Anda mau menyimak dengan teliti, mendengarkan cerita, membaca pengalaman entrepreneur yang pernah gagal, maka Anda harus mengantisipasi kegagalan dengan mempelajari 10 M di bawah ini
1। Mempelajari banyak kesalahan atau pengalaman orang lain, yang berarti Anda harus menerapkan pengalaman orang lain sebagai sebuah pelajaran।
2
Matangkan diri Anda dengan banyak belajar dari semua yang Anda lihat,
dengar, mengerti dari sekitar Anda dan dari bacaan sehari-hari।
3. Memanfaatkan dan mempelajari akses informasi yang diperlukan.
4. Mengantisipasi masalah yang kira-kira banyak terjadi pada mayoritas pebisnis.
5. Mempelajari latar belakang calon mitra bisnis secara teliti dan tidak mudah percaya terhadap siapapun serta tidak terburu-buru melakukan kerjasama bisnis.
6. Masalah sepele tidak dianggap gampang, karena yang sepele bisa menjadi besar.
7. Merasa cepat puas akan menjadikan kita mandek di tempat.
8. Memfokuskan diri pada tujuan yang hendak dicapai, akan lebih memudahkan perjalanan bisnis Anda.
9. Miliki dan bangunlah personal network dimanapun Anda berada.
10. Mampu meyakinkan orang banyak dengan perbuiatan dan kata-kata yang benar, jelas dan jujur.
3. Memanfaatkan dan mempelajari akses informasi yang diperlukan.
4. Mengantisipasi masalah yang kira-kira banyak terjadi pada mayoritas pebisnis.
5. Mempelajari latar belakang calon mitra bisnis secara teliti dan tidak mudah percaya terhadap siapapun serta tidak terburu-buru melakukan kerjasama bisnis.
6. Masalah sepele tidak dianggap gampang, karena yang sepele bisa menjadi besar.
7. Merasa cepat puas akan menjadikan kita mandek di tempat.
8. Memfokuskan diri pada tujuan yang hendak dicapai, akan lebih memudahkan perjalanan bisnis Anda.
9. Miliki dan bangunlah personal network dimanapun Anda berada.
10. Mampu meyakinkan orang banyak dengan perbuiatan dan kata-kata yang benar, jelas dan jujur.